Wednesday, February 20, 2008

Karakteristik Islam

Seluruh manusia pasti sepakat bahwa semua agama yang ada di dunia pastilah mengajarkan kebaikan. Semuapun setuju bahwa masing – masing agama memiliki Tuhan Yang Maha Esa meskipun dengan berbagai nama yang berbeda. Islam menamai tuhannya dengan Allah, Kristen menyebutnya Tuhan Yesus,Yahudi memanggilnya Yahweh. Hindu Trimurti dan lain sebagaiinya.Tapi apakah semua kan setuju jika ada pendapat yang mengatakan semua agama itu sama persis bagai pinang dibelah dua? Tanpa pikir panjangpun kita kan mengatakan: tidak setuju, sebab siapapun tahu bahwa segala sesuatu pastilah memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan lainnya.

Dalam atrikel ini penulis ingin memaparkan beberapa karakteristik agama Islam dengan tujuan mengenalkan islam pada khalayak umum, baik dari kalangan intern umatnya sendiri maupun komunitas ekstern. Dan sudah barang tentu juga tuk membedakannya dengan agama lainnya.

Karakteristik Agama Islam

Ada beberapa karakteristik mendasar yang melekat pada agama islam yang mana dengan memahami karakteristik ini siapapapun kan dapat membedakan dengan mudah antara islam dengan agama lainnya.

Pertama: Basis Ketuhanan dalam hal Fundamentasi dan Orientasi. Yang dimaksud dengan basis ketuhanan dalam hal fudamentasi adalah; Bahwa seluruh pondasi dasar-- yang menjadikan islam berdiri tegak-- dan ajaran --yang menjadikannya terus eksis menembus dimensi ruang dan waktu-- serta hukumnya-- yang mengatur pemeluknya dalam segala lini kehidupan menuju kebahagiaan dunia-akhirat-- berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.yang sudah barang tentu mengetahui akan apa yang terbaik bagi hamba ciptaannya karena pencipta sesuatu pastilah lebih memahami seluk beluk ciptaannya serta apa saja terbaik baginya, sebagaiman perancang dan pembuat computer lebih tahu akan apa yang menjadikan hasil karyanya bermutu tinggi. Disinilah letak perbedaan pertama antara islam dengan beberapa agama yang dasar dan ajaran serta hukumnya dibuat oleh para pemeluknya sendiri alias para manusia yang pasti memiliki kekurangan dan kesalahan . Dan oleh karenanya tentulah apa yang dihasilkan selalu mengalami perubahanbaik itu berupa penguranga atau penambahan, perbaikan serta penyempurnanaan dan lain sebagainya yang berujung pada ketakstabilan dalam ajaran agama yang dibuat hingga terkesan menjadi “Agama Bunglon” yang selalu berubah warna dengan berubahnya situasi dan kondisi. Jika sudah seperti itu agama tak ubahnya menjadi Undang – Undang dasar dan Hukum Negara yang kapanpun bisa berubah sesuai dengan perubahan kehendak pembuatnya.

Sedangkan yang dimaksud degan Basis ketuhanan dalam hal orientasi ,yaitu; Bahwa orientasi dan tujuan primer syariat islam adalah menghubungkan manusia dengan tuhannya hingga ia benar – benar mengakui kebesaranNya yang berimplikasi pada tumbuhnya sikap taat dan takwa yang termanifestasikan dengan menjalankan segala perintahNya serta menjauhi semua laranganNya. Jika sudah begitu ia akan merasakan kehadiran kekuatan diluar dirinya yang mengatur serta menuntunnya dan menjadikannuya insan yang tak menyombongkan diri.

Kedua: Bersifat Universal.Dalam arti bahwa seluruh ajaran serta hukumnya merangkul dan mengayomi semua umat manisia tanpa melihat perbadaan warna kulit, bahasa, strata, pangkat, martabat, ras dan suku bangsa. Tak ada diskriminasi dalam agama islam. Tak ada keunggulan ras tertentu atas lainnya, suku bangsa satu atas lainnya dan sebagainya karena seluruh manusia dimuka bumi ini berasal dari bapak yang sama, adam sedangkan adam tercipta dari tanah. Maka sungguh tak ada alasan bagi siapapun tuk merasa lebih baik dari lainnya kecuali dengan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT berfirman dalam QS :AlHujurat:13 yang artinya: “Bahwa sesungguhnya yang paling mulia dihadapan Allah adalah yang paling bertakwa diantara kamu sekalian”. Selain itu islam juga menerang kan hikmah dari pecciptaan manusia yang berbeda ras dan suku bangsa adalah agar mereka saling mengenal dan berinteraksi antar sesamanya demi terciptasnya kemaslahatan bersama dalam kehidupan serta hidup bersama dengan kemaslahatan.

Ketiga: Keadilan Absolut; yakni Islam juga bertujuan merealisasikan keadilan mutlak dalam segala bidang. Dalam bidang hukum pidana dan perdata islam tak pilih kasih,baik antar sesama pemeluknya maupun komunitas selain islam yang hidup dalam naungan hukum islam. Siapapun yang melanggar hukum akan diadili dan di beri hukuman yang setimpal tanpa memandang dari strata social mana pelanggar tersebut berasal serta dari golongan apa ia terlahir.Bahkan Baginda Nabi Muhammad pun sangat geram manakala ada salah seorag sahabatnya meminta keringanan hukuman yang telah dijatuhkan atas salah seorang pelanggar yang berasal dari suku terhormat hinggaa beliau berkata: :”Jika Fatimah binti Muhammad sekalipun mencuri niscaya akan ku potong tangannya. Ketahuilah bahwa penyebab utama binasanya umat manusia sebelum kalian adalah karena mereka pilih kasih dalam menerapkan hukum; mereka tegakkan hukum manakala Si lemah yang melakukan tindak pidana dan mereka tinggalkan bila Si Kuat yang melanggar”.
Agama Islam task bertujuan menciptaakn kemaslahatan bagi kelompok tertentu,melainka bagi segenap pemeluknya. Islam tak hanya bertujuan mengembangkan sector materil melainkan juga mengembangkan sector mentuil-spirituil.

Keempat: Keseimbangan Hak Individu dan Sosial. Yakni bahwa islam sama sekali tak melarang setiap umatnya tuk merealisasikan keinginan pribadinya dalam urusan duniawi selama hal tersebut masih dalam koridor yang telah ditentukan oleh agama karena islam memandang bahwa seluruh harta yang dimiliki tiap pribadi merupaka milik Allah semata sedangkan masing – masing individu hanyalah pihak yang diberi kepercayaan tuk mengelola dan mengatur harta tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan paham liberal-sekular yang sejak Revolusi Prancis sangat memanjakan hak – hak individu tanpa memberinya sedikitpun batasan dan mengekang hak –hak social. Islam juga tak serta merta selalu membela kepentingaan social hingga mengekang kepentingan individu meskipun ia memprioritaskan kemaslahatan bersama atas kemaslahatan pribadi. Berbeda dengan paham komunis yang selalu mendahulukan hak – hak social hingga mengabaikan hak – hak individu.

Kelima: Singkronisasi antara keteguhan dan kelenturan ajaran agama. Hal ini berarti bahwa islam memiliki sifat teguh dan lentur sekaligus. Ia bersifat teguh dan tak bisa berubah dalam hal pokok, dasar dan tujuan agama yang dikenal dengan ushuluddin. Pada sector ini tak diperkenankan bagi siapapun tuk mengubah hal tersebut karena ia merupakan wilayah yang telah menjadi kesepakatan umat islam akan kebenarannya sebab ia berlandaskan dalil – dalil dari Al Qur’an dan Al Hadist yang tak memiliki makna ganda sehingga tak menimbulkan perbedaan pendapat dalam interpretasinya. Dan islam bersifat lentur dalam hal sarana dan prasarana tuk menggapai tujuan agama. Dalam sector ini islam memberikan kesempatan pada pemeluknya tuk berusaha semaksimal mungkin dalam menjawab berbagai tantangan zaman dan mencari solusi atas pelbagai kesulitan . Setiap orang yang mampu berijtihad diperkenankan menggali hukum dari teks – teka agama tuk menjawab berbagai permasalahan yang di hadapi umat islam.Sehingga dengan kelenturannya ini islam bisa terus eksis sampai akhir zaman, tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. Dan karenanya pula islam bukan hanya sekedar selaras dengan perljalanan ruang dan waktu saja melainkan juga menyelaraskan ruang dan waktu ;”al islamu sholihun wa mushlihun likulli zaman wa makan”. Wallahu a’lam.


Yemen,10 Shafar 1429 H.

1 comment:

Anonymous said...

salam