Thursday, August 21, 2008

Dan Setanpun tertawa


Anda dan saya pasti pernah menguap,bahkan mungkin tiap hari kita mengalami hal itu, karena menguap memang suatu hal yang wajar sebagai tanda datangnya rasa kantuk dan tubuh kita memerlukan istirahat. Yang tak wajar adalah menguap dengan menghembuskan nafas hingga terdengar suara "huaaa……….". Apalagi jika hal itu dilakukan didepan banyak orang, tentu saja hal itu membuat mereka merasa risih melihat dan mendengarnya. Yang lebih tidak wajar lagi apabila sang penguap baru bangun dari tidur panjang dan belum sempat menyikat gigi ditambah tak menutup mulutnya ketika menguap layaknya seekor kudanil yang hendak menyantap makanannya atau kucing yang sedang menguap. Huh! bisa dibayangkan kan, betapa risih dan jijiknya kita melihat hal itu. Bagaiman tak risih jika di hari yang cerah kita disuguhi pemandangan seperti itu .Dan bagaimana kita tak merasa jijik jika yang menguap mengeluarkan nafas bercampur air liur yang berbau "super busuk" yang mungkin lebih busuk dari bau mulut orang yang habis memakan bawang mentah atau jengkol.

Mungkin memang banyak orang yang mengatakan bahwa menguap dengan gaya seperti di atas terasa lebih nikmat,puas dan plong. Tapi saya tak yakin akan hal itu, malahan hati kecil saya berbisik lirih: "Jangan – jangan yang berkata seperti itu adalah orang – orang yang memang terbiasa bergaya seperti itu ketika menguap.

Any way setiap orang memang berhak dan bebas mengungkapkan pendapatnya dan mengekpresikan jati dirinya, tapi kita harus ingat bahwa kebebasan kita terbatasi oleh kebebasan orang lain. Begitu juga hak kita terbatasi oleh hak oang lain, dalam arti, tak boleh kita melakukan sesuatu dengan dalih kebebasan yang kita miliki hingga melanggar kebebasan orang lain. Kita memang bebas tetapi jangan sampai orang lain tersakiti oleh kebebasan kita, sebagaimana kitapun tak ingin disakiti olehnya dengan alasan kebebasan yang ia miliki. Walhasil segala sesuatu itu tentu ada aturan mainnya, tanpa memandang apakah sesuatu itu bagian dari ajaran agama atau bukan.

Oke, sekarang balik ke topik kita tentang menguap. Saya akan memulainya dengan mengajukan satu pertanyaan tuk anda: "Percayakah anda jika ada yang mengatakan bahwa setan itu bisa tertawa dan menertawakan kita umat manusia yang notabene lebih mulia darinya"?.Saya pribadi percaya akan hal itu dan andapun saya rasa harus percaya juga, sebab yang menyatakan hal itu adalah Sang mahaguru Muhammad SAW. Ya, beliaulah yang berstatemen seperti diatas sebagaimana terekam dalam salah satu hadistnya :

Jika salah satu dari kalian menguap maka hendaklah ia menahan sekuatnya karena apabila ia mengeluarkan suara "haaaa…"(ketika menguap) maka setanpun kan memertawainya ketika itu.

Dalam hadist lainpun beliau bersabda:

Jika salah satu dari kalian menguap maka hendaklah ia menutupi mulutnya dengan tangan, jangan membiarkan mulutnya terbuka lebar karena setan akan menertawakannya (jika membiakannya terbuka).

Sampai disini mungkin ada yang bertanya:"Apa iya setan benar – benar tertawa?. Hati saya meyakini hal itu karena saya yakin bahwa mahaguru tak pernah berbohong. Dan apa yang keluar dari mulutnya merupakan wahyu dari Allah SWT. sebagaimana firman-Nya:

Tidaklah sekali – kali ia (Muhammad) berkata menuruti hawa nafsunya. Yang dikatakannya tak lain merupakan wahyu yang diwahyukan (padanya.)(QS:An Najm :3-4).

Dari hadist diatas dapat kita simpulkan bahwa agama islam mengajarkan kepada umatnya tata cara menguap yang baik dan benar serta sesuai dengan nilai - nilai kemasyarakatan yang luhur, yaitu ;

1.Apabila kita hendak menguap maka sebaiknya kita menahannya sekuat mungkin, jangan sampai ada suara "Haaa…"yang keluar dari mulut kita.

2.Kalau toh tak mampu menahannya hendaknya kita tutup mulut kita dengan telapak tangan.

Itu semua kita lakukan agar terhindar dari ejekan dan tawa para setan serta sekaligus mendapatkan pahala jika kita berniat mengamalkan ajaran agama dan mengikuti apa yang mahaguru Muhammad ucapkan dan terapkan.

Sekedar menyampaikan memang lebih mudah daripada mengamalkan, bukan?.

No comments: